Saya ingin menggelar tikar untuk anda semua...
Tikar, sebuah alas untuk duduk bersama dengan keakraban dan tanpa sekat. Tikar dari kampung saya terbuat dari daun pandan yang dikeringkan dan dianyam oleh tangan-tangan trampil dengan penuh kesabaran. Kalo nggak sabar menganyam, dijamin nggak bakalan daun pandan kering itu jadi tikar.
Tikar dari daun pandan sangat nyaman untuk duduk, paling tidak menurut saya. Daripada tikar dari plastik yang bikin bumi makin terbebani limbah polusi. Tapi sayangnya, dengan alasan kepraktisan dan lebih murah, tikar-tikar pandan itu sekarang sudah tergusur dengan tikar plastik dan generasi sekarang sudah tidak sabaran menganyam tikar. Bisa jadi Tikar pandan akan diklaim negara tetangga sebagai hasil budaya mereka, seperti halnya lagu rasa sayange, reog ponorogo, batik....dan akan bertambah lagi kalo kita-kita nggak ngelirik lagi apa yang telah diwariskan kepada kita.
Lewat nggelar tikar ini, saya mencoba untuk berbagi cerita dari kampung yang mungkin sudah lama tertelan deru pesawat terbang, semoga dapat menjadi inspirasi untuk memuliakan hati anda yang cemerlang.
Salam Penuh Keajaiban,
** masGIRI - Penutur Keajaiban Kalbu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar